myjourney chekink
Senin, 24 Juni 2019
Minggu, 04 Maret 2018
Kamis, 04 Mei 2017
JURANG SENGGANI-SENDANG,TULUNGAGUNG part II
Contact Person :
- Kediri : Hadi Hartono ; 081340649115 /SMS/WA/FB ( https://www.facebook.com/haddy.hartono)
- Blitar : Shii Po Er ; 0856 0856 4849 /SMS/WA/FB ( https://www.facebook.com/shiipooer.jugaalsojangandont )
- Tulungagung :
Rio Adi Marhendra : 081335495005 /SMS/WA/FB (https://www.facebook.com/rio.marhendra)
Ary Sasmita : 081331686655 /SMS/WA/FB (https://www.facebook.com/myourney.chekink/)
Meeting Poin : Alon Alon Kota Tulungagung
Lokasi : Bumi Perkemahan Jurang Senggani, Sendang-Tulungagung
Rundown Acara :
- 08.00 - 09.00 : Registrasi di Meeting Point
- 09.05 - 10.00 : Perjalanan menuju Lokasi
- 10.05 - 10.15 : Welcome drink
- 10.20 - 12.30 : SESI I PHOTO
- 12.35 - 13.00 : MAKSI
- 13.05 - 15.00 : SESI II PHOTO
- 15.05 - 16.00 : Pulang-Selesai
Peserta yang tidak membawa kendaraan disediakan angkutan panitia
CARA MENUJU LOKASI MOTRET :
CARA MENUJU LOKASI MOTRET :
- DARI ARAH KEDIRI : Jembatan ngantru-pertigaan lampu merah NGANTRU belok KANAN
perempatan lampu merah sembon belok kiri-pertigaan karangrejo/sendang belok kanan
ikuti jalur jalan raya karangrejo sendang sampai ketemu polsek sendang
ada pertigaan ambil jalan lurus- ikuti jalur - hingga menemui jalan semen pos pintu masuk lokasi - DARI ARAH BLITAR : Perempatan lampu merah jepun - Belok kanan-melewati 3 lampu merah- lampu merah ke empat/pertigaan lampu merah NGANTRU belok KIRI
perempatan lampu merah sembon belok kiri- pertigaan karangrejo/sendang belok kanan
ikuti jalur - jalan raya karangrejo sendang sampai ketemu polsek sendang
ada pertigaan ambil jalan lurus-ikuti jalur- hingga menemui jalan semen pos pintu masuk lokasi - DARI ARAH TRENGGALEK : Pertigaan lampu merah polsek kauman belok kiri-ketemu lampu merah kalangbret ambil lurus-pertigaan karangrejo/sendang belok KIRI
ikuti jalur jalan raya karangrejo sendang sampai ketemu polsek sendang
ada pertigaan ambil jalan lurus- ikuti jalur - hingga menemui jalan semen pos pintu masuk lokasi
Senin, 24 April 2017
JURANG SENGGANI-SENDANG,TULUNGAGUNG
Myjourney.chekink……Entah apa yang
membuatku begitu berhasrat untuk pergi…… tiba-tiba keinginan ini begitu
besarnya……bak gayung bersambut, ada kabar dari seorang kawan ajak diriku untuk
bepergian…..tanpa pikir panjang kupersiapkan senjata andalan yang selalu menemani
saat bepergian, kamera dan segala pendukungnya……
Mulanya sempat agak kebingungan
tentang tujuan yang akan dikunjungi, meski akhirnya aku putuskan untuk kunjungi
lokasi wisata yang belum pernah aku singgahi,…… jurang senggani.......
Saat itu masih menunjukkan pukul 12
siang aku sudah memasuki kawasan jurang senggani……o iya…jurang senggani ini
berupa air terjun dengan ketinggian sekitar 70meter…
Dari tempat parkir kendaraan,
perjalanan kami lakukan dengan naik sepeda motor….melihat medan yang bakal kami
tempuh….pengennya sih naik trail adventure… keinginan itu pupus setelah yang
datang menghampiri kami dua kendaraan standart….namun kami tak berkecil hati…yang
penting tiba dilokasi sesuai dengan harapan……. pada saat bersamaan jurang
senggani dikunjungi seorang pejabat penting beserta teamnya di kotaku dan
adanya kegiatan lintas alam kebut gunung yang diselenggarakan sebuah pecinta
alam di tulungagung……….
Sepeda motor yang kami tumpangi
berhenti di batas terakhir yang boleh dilalui sepeda motor…akhirnya kami
meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki…….tiba-tiba pengemudi motor yang
temani kami berdua berseru….
“pak, coba, diliat dulu…apa ada lintah
yang menempel…??”….
“…gak ada, aman…”sahut temanku
Aku perhatikan kedua kakiku, dapat…dua
lintah…yang sedang menikmati darah kakiku…..
Sekelebat…..aku teringat pengalaman
bertualang di pulau borneo beberapa waktu lalu…..
Yang penuh lintah juga…namun lebih
ngeri lintahnya…karna bisa naik ke anggota badan lain…
“Gimana pak, bisa lanjutkan perjalanan…!!!”ucap
kedua orang yang menemani perjalanan
kami…membuatku agak tersentak, karena sekejap tadi sempat lamunkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi saat aku di pulau borneo……
“mari…kita lanjutkan mas”kataku
Tiba-tiba hujan mulai turun,
rintik-rintik….lama-lama makin deras mengguyur tubuhku…..
Sekujur tubuhku basah kuyub tak
kuhiraukan, aku lebih peduli pada peralatan yang kubawa, kamera….segera kuselamatkan,
kubungkus dengan plastik pemberian kawan seperjalanan…..
Tak terasa….akhirnya…aku tiba di
lokasi air terjun jurang senggani sekitar pulul 14.30……..
Hampir 30 menit aku hanya berdiam diri…menikmati…..panorama
didepanku……
Air yang tumpah dari langit begitu
deras kenai sekujur tubuh tak kuhiraukan….
mataku nanar…memandang ciptaan Ilahi
Sang Penguasa Alam Raya…..
“ROBBANAA MAAKHALAQTA HAADZAA
BAATHILAN SUBHAANAKA FAQINAA ‘ADZAABAN NAAR..”
Beberapa saat aku tak kuasa gerakkan
tanganku raih kamera tuk abadikan keindahan didepanku….tanganku gemetar….jemariku
gemeretak, mulutku terkatup……..
Aku menggigil….entah karena dingin…atau
belum makan….aku tak tau….
Ingin memeluk tak ada yang dipeluk….ingin
bernaung tak ada yang melindungi…..
“…hei….jadi nggak nih take a moment..”tiba-tiba
kawanku ingatkan……
Selekasnya aku ambil kamera……….
Jepret…jeprek…crek….motret sekenanya……
Biarlah keindahan air terjun Jurang
senggani ini
terekam dalam benakku dan tak dapat
kutuangkan hanya dengan beberapa file lansdcape photography………
Aku segera berkemas meninggalkan Air
terjun Jurang Senggani…..
Satu saat ku kembali untuk menjemput
tiga bidadariku yang belum sempat kunikmati……….
Lamat lamat kudengar senandung iwan
fals…..
Panggilan dari gunungTurun……….
ke lembah-lembah…………..
Kenapa nadamu murung…………
Langkah kaki gelisah…………………..
Senin, 12 September 2016
AJARAN UJARAN
AJARAN UJARAN SEORANG
BAPAK TERHADAP PUTRINYA
Bapak :
1) Mingkar mingkuring angkara, /
Akarana karenan mardi siwi, / Sinawung resmining kidung,/ Sinuba sinukarta, /
Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung. / Kang tumrap neng tanah Jawa, / Agama
ageming aji.
(Menjauhkan
diri dari nafsu angkara / karena ingin mendidik putra, / Di untai lewat syair
dan lagu, / yang dihias penuh variasi, / biar menjiwai ilmu luhur yang dituju.
/ Di tanah Jawa ini / agama adalah tuntunan yang baik)
2) Jinejer neng Wedatama / Mrih tan
kemba kembenganing pambudi / Mangka nadyan tuwa pikun, / Yen tan mikani rasa, /
Yekti sepi asepa lir sepah, samun, / Samangsane pasamuan / Gonyak ganyuk
nglilingsemi.
(Disajikan di
Wedatama, / agar jangan kekurangan pengertian. / Meskipun sudah tua dan pikun,
/ jika tak punya perasaan, / sebenarnya tanpa guna, bagai sepah (ampas yg tdk
berguna). /Saat dalam pertemuan, / sering bertindak salah dan memalukan)
Pupuh yg pertama, Sri Mangkunegara
menjelaskan tujuan penulisan tembang2 ini, yaitu karena keinginan beliau utk
mendidik putra/putri nya lewat untaian tembang. Beliau juga menjelaskan, bahwa
di Jawa ini agama berarti sebuah aturan/tuntunan yang baik …
Pupuh yg ke dua, beliau juga
mengatakan, hal ini beliau lakukan agar tdk ada salah pengertian di antara
putra/putrinya. Agar putra/putrinya kelak tdk melakukan hal yg memalukan, krn
biarpun sdh tua dan pikun, tp kalau tdk punyarasa,
itu juga tiada guna, sama halnya dengan sepah/ampas
yg sudah tidak berguna lagi …
Putrinya : Wah, menarik sekali
ya, bapak. J
Terus yang dimaksudkan
orang itu harus mempunyai rasa itu yang bagaimana, bapak ? Bukankah
semua orang itu sudah pasti mempunyai perasaan ? Tapi kenapa disitu disebutkan,
jika tdk punya rasa dst, dst ? Aku kok masih bingung di
kalimat itu bapak …
Bapak : Hahaha ! Pertanyaanmu
bagus, nduk …
Betul yg kamu bilang,
semua manusia mmg mempunyai rasa.
Memang kadang sulit menterjemahkan bahasa Jawa ke bahasa Indonesia ya di situ
itu. Ada kata2 tertentu yg sulit diartikan ke dlm bahasa Indonesia, akhirnya
diambil kata dalam bahasa Indonesia yang sekiranya mendekati arti dari kata
tsb. Mikani berasal dari kata wikan yang artinya weruh. Weruh dalam bahasa Indonesia artinya tahu,
lihat. Jd seharusnya begini “Jika tdk tahu rasa” atau “Jika tdk lihat rasa”.
Maka artinya jd aneh, bahkan bisa jadi beda arti. Maka kemudian bapak ambil
terjemahan bahasa Indonesianya “Jika tdk punya rasa” itu tadi …
Putrinya : Ooooh, begitu … Lha
terus, arti dan maksud kalimat itu bagaimana, bapak ?
Bapak : Yaaa … Jd setiap orang
harus meruhi rasa itu tadi, supaya dalam tindak
tanduknya tidak memalukan. Setiap orang mmg punya rasa itu, namun jaman sekarang orang sudah
banyak meninggalkannya. PUNYA tapi TIDAK MAU PAKAI. Tidak mau MERUHI,
makanya seperti yg kamu lihat sekarang, yang terjadi seperti yang di
katakan Sri Mangkunegara IV, tindak-tanduk mereka seringkali memalukan
dan tidak tahu malu. Orang mencuri/korupsi sudah merupakan hal yang
biasa. Unggah-ungguh juga sudah tdk ada. Rasa pangrasa juga sudah
hilang, tepa salira juga sudah tidak ada, dlsb….
Putrinya : Iya, bapak.
Wah, semakin menarik
nih, bapak. Memangnya, orang jaman dulu kayak apa sih bapak ? Aku sendiri juga
kalau ngelihat hal2 yg bapak sebutkan tadi juga biasa saja, tuh. Kayaknya
memang sudah wajar, sudah biasa gitu loh … Kan hampir semua orang begitu, bapak
? Kalau kita nggak ikutan begitu, kan malah kita jd kayaaaak … mmmm … kayak
aneh, gitu lho, bapak. Hehehe, itu kalau mnrt aku lho, bapak …
Bapak : Ya itulaaah … Budaya
yang adiluhung ditinggalkan. Dianggap kuno. Dianggap tidak pantas dipakai lagi.
Sdh out of date,
katanya. Padahal, buktinya, orang2 jaman dahulu kehidupannya malah tidak
separah orang2 jaman sekarang. Orang jaman dulu semangat gotong royongnya
tinggi, sepi ing
pamrih rame ing gawe, rasa tepa
salira dll itu td
masih tebal … Perasaannya halus lembut, tidak biyayakan dan pencilakan seperti orang2 jaman sekarang …
Putrinya : Qiqiqiqiqiqi … Bapak.,
ini lho … Lha bapak ini kan juga orang jaman sekarang to, bapak, kok bapak
malah menjelek2kan orang jaman sekarang … hmmmm ….
Bapak : Bukannya menjelek2kan.
Tp ini fakta. Kamu harus bisa membedakan, mana yang hanya waton menjelek2kan dan tidak. Jangan hanya
membeo seperti kebanyakan orang sekarang. Karena semua orang bilang kuno, tdk
layak pakai, ya semua ikuuuut. Jangaaan … Kamu boleh bilang sesuatu itu jelek,
kuno dlsb, jk kamu sendiri sudah tahu dan mengerti bahwa hal itu mmg tdk layak
dipakai. Ibarat bercerita ttg sebuah tempat yg sama sekali blm pernah kamu
kunjungi, bagaimana kamu bisa bilang bhw tempat itu tdk baik ? Bgmn kmu bisa
bercerita, ttg liku2 jalan menuju ke sana, apakah jalannya jalan setapak atau
aspal dlsb ? Jika kamu blm pernah sampai di sana lalu kamu membeo bilang bahwa
tempat itu menyeramkan, jelek dlsb, bukankah itu namanya fitnah ? Kunjungi dan
alami dulu … lalu bandingkan, baruuu bilang mana yang lebih baiiik … Gitu kalau
mnrt bapak, nduuuk …
Kalau bapak, biarpun
bapak orang jaman sekarang tp bapak produk lama. Barang baru tp produk lama,
hehehe …
Putrinya : Cieeeee … promosi nih
yeeee … Wkwkwkwkwk …
Lah terus, bagaimana
caranya agar bisa mikani
rasa itu tadi, bapak
? Bapak kebanyakan promosi siiih, jdnya sampai lupa ngasih tahu bagaimana
caranya, hehehe …
Bapak : Bukannya bapak lupa,
ndhuuuk, tapi memang belum sampai padapupuh tentang itu. Makanya kalau kamu
sudah jelas pupuh yang di atas, bapak akan segera
menjelaskan pupuh2selanjutnya
…
Putrinya : Sudah owq, bapak. Tp
besok2 kalau lupa boleh tanya lagi to, bapak ? Hehehe
Bapak : Woooo … dhasar cah bodong, kowe iki … ! Ya wis, di
teruskan nanti malam wae, ini sudah jam 5, kamu mesti bantu2
ibumu di dapur, ya … ! Cepet, sana ! Itu, ibumu sdh kluthekan sendiri di dapur !
Putrinya : Siap, bapak … ! Okay !
Hehehe … Matur nuwun ya, bapaaak …
Bapak : Yaaaa …..
Ditulis ulang myjourneychekink
dari sumber aslinya https://elangnusantara.wordpress.com/2011/01/24/belajar-wedhatama-wejangan-seorang-bapak-kepada-putrinya-bagian-ii/
Selasa, 02 Agustus 2016
Rabu, 27 Juli 2016
Langganan:
Postingan (Atom)